Nama Girikerto berasal dari kata Giri dan Kerto, "giri" yang berarti gunung dan "kerta" yang berarti ramai. Jika digabungkan menjadi Gunung yang ramai. Dalam hal ini mengandung harapan bahwasanya Desa Girikerto bisa menjadi desa yang ramai gemah ripah loh jinawi.
A. SEJARAH PEMERINTAHAN DESA GIRIKERTO
Pada zaman dahulu, sejarah girikerto berhubungan dengan Keraton Solo. Desa Girikerto terbentuk pada tahun 1925. Dimana sebelum tahun 1925 Desa Girikerto merupakan 2 desa terpisah, yaitu Desa Maron dan Desa Banjaran. Bupati Gendingan menginginkan 2 desa tersebut digabung menjadi 1 dengan nama Desa Girikerto. Terdiri dari 3 dusun, yaitu Dusun Banjaran, Dusun Girikerto, dan Dusun Nglegok.
Yang pernah menjabat menjadi pimpinan di Desa Girikerto yaitu:
B. RIWAYAT DESA BANJARAN DAN DESA MARON
Ke 2 desa ini merupakan desa lama sebelum digabung menjadi Desa Girikerto. Ke 2 desa ini berdiri sebelum kemerdekaan, diduga terbentuk paska berakhirnya perang Jawa atau perang Diponegoro pada tahun 1825 - 1830. Hal ini diperkuat dengan keberadaan nama-nama danyang atau yang babat alas dan situs-situs peninggalan yang ada disekitar desa tersebut.
Nama Desa Banjaran merupakan sebuah areal persawahan dikarenakan tempatnya yang strategis dan bagus untuk penebaran benih padi. Benih padi yang telah cukup umur kemudian diikat dengan tali kemudian di banjari yang artinya disebar kesawah yang siap untuk ditanami. Dari kata banjar tersebut diambillah menjadi nama Banjaran.
Desa Maron berasal dari kata paronan atau malihan yang artinya separuh atau sebagian. Dimana pembagian tersebut antara Eyang Puri yang memiliki saudara bernama Eyang Bongso. Maka wilayah tersebut dibagi menjadi dua, Eyang Puri mendapat wilayah sebelah Selatan (Maron) sedangkan di sebelah Utara yaitu Dukuh Salam (Desa Hargosari). Terkait dengan kejadian tersebut, penduduk kedua wilayah tersebut dilarang melakukan pernikahan karena masih memiliki riwayat saudara.
C. SITUS DI DESA GIRIKERTO